Metode PARE dalam Proses Belajar Mengajar di Taman Kanak-kanak

Posted: December 10, 2023 by Eva in Artikel, Pendidikan
Tags: , , , , ,

Auliana Cahya Ifani S.Pd

Guru TK Inspiratif 2022

Didiklah aku Sesuai zamannya karena aku tidak hidup di zamanmu-Ali Bin Abi Tholib

Di era yang serba cepat sekarang ini, yaitu dimana teknologi menguasai semua kehidupan, inovasi dalam setiap pembelajaran sangatlah penting dilakukan. Hal inilah yang kemudian dipahami oleh Auliana Cahya Ifani S.Pd guru Taman Kanak-kanak Al-Azhar 45 Cilodong Depok, Jawa Barat.

  Best Practice berjudul Praktik Pembelajaran Terdiferensiasi melalui metode Project Based Learning Augmented Reality (PARE) yang digagas Auliana Cahya Ifana adalah metode mengajar yang ia tuangkan dalam ajang Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Kemasyarakatan (PAUD) Dikmas Inspiratif 2022 yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam rangka menyambut Hari Guru Nasional 2022.

Belajar Sesuai Perkembangan Teknologi

Auliana Cahya Ifani selalu menggunakan hati nuraninya ketika mengajar, terutama dalam menggunakan teknologi kepada siswa-siswi TK Al-Azhar 45 Cilodong Depok. Ia berharap jika penemuannya dalam metode PARE menjadi langkah yang baik bagi perkembangan wawasan dan pengetahuan guru TK di masa yang akan datang.

“Saya berharap dengan Project Based Learning Augmented Reality yang saya terapkan di sekolah, dapat menjadikan para guru TK menjadi guru yang tercerahkan dalam wawasan dan ilmu pengetahuan,” ujar Auliana Cahya Ifani.

Kegiatan Bermain Augmented Reality (AR)

Selain itu, Auliani Cahya Ifani juga berharap materi pelajaran yang disampaikan melalui PARE dapat menarik dan berwawasan serta optimal dalam penyampaiannya. Sehingga dengan menerapkan inovasi yang ia laksanakan ini para guru termotivasi melakukan inovasi dalam pelbagai mata pelajaran yang diterapkan.

Selanjutnta Auliana Cahya Ifana memberikan contoh bagaimana ia menerapkan PARE ibarat Big Picture Project dimana ini menggunakan beberapa metode seperti melukis, mewarnai, menggambar, serta berbagai teknik seperti menempel, kolase, menggunting, merobek dan melipat. Ragam metode dan teknik ini dapat menjadi pilihan anak sesuai dengan minat dan kemampuan anak, sehingga setiap anak dapat mengekspresikan ide-idenya dengan bermacam-macam cara.

Hal ini tentu saja sangat berkaitan dengan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak semestinya diberikan kepada para siswa-siswi Taman Kanak-kanak ketika akan mengajar. Dimana pembelajaran terdiferensiasi menggunakan Augmented Reality (AR) ini dalam proses apersepsi sebelum kegiatan, sehingga anak dapat mengetahui gambaran asli dari biota-biota laut yang menjadi topik pembuatan projek, yaitu Under The Sea.

            “Penggunaan AR ini dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan memunculkan rasa ingin tahu anak terhadap pembahasan tema atau topik di kelas,” ujar Auliana Cahya Ifana.

            Proses Seleksi yang Mendebarkan

            Sebelumnya, Auliana Cahya Ifana mengetahui ada informasi tentang Apresiasi Pendidik PAUD Dikmas Inpiratif 2022 dari pengawas Kecamatan Cilodong, Depok yang kemudian ia lombakan di tingkat Kabupaten dan berhasil menjadi juara 2.

              “Pada proses ini saya mendapatkan masukan dari pengawas TK Kota Depok,  kemudian saya akomodir ke dalam karya yang akan saya kirimkan melalui platform Merdeka Mengajar,” ujar Auliana Cahya Ifana.

            “Setelah pengumuman yang mendebarkan, yaitu ketika saya masuk 20 besar tingkat nasional, H-1 saya baru mendapatkan baju adat jawa barat karena sebelumnya sempat bingung apakah saya mewakili Depok yang adatnya Betawi ataukah mewakili provinsi Jawa Barat, dan ternyata baju adatnya perwakilan provinsi,” ujarnya menyampaikan kebingungannya terus terang.

            Tidak hanya itu saja, banyak hal mendebarkan lainnya seperti kamar hotel yang tersedia ketika suaminya mengantar ke lokasi acara, sistem kocok untuk persentasi sampai mau mandi juga merasa khawatir. Namun akhirnya peristiwa mendebarkan itu pupus sudah ketika pada tanggal 23 November pukul 17.00 Direktorat PAUD Dikmas mengumumkan bahwa ia lolos dan harus persentasi di urutan 17.

            Tentu menjadi guru TK terbaik dan terinspiratif tahun 2022 ini bukanlah hal yang mudah, karena banyak tantangan dan hambatan yang dihadapi terutama dalam menyusun Praktik Baik.  Beragamnya pemahaman guru menyadarkan Auliana bahwa ilmu pengetahuan guruguru harus diupdate atau diupgrade agar selalu mengikuti perkembangan zaman terutama dalam hal teknologi tak jarang menjadi hambatan.

“Metode AR atau Augmented Reality merupakan metode yang belum familiar bagi anak maupun beberapa guru yang terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran ini, sehingga perlu penyesuaian dan briefing sebelum memberikan metode ini kepada anak,” ujar Auliana Cahya Ifana menegaskan.

Sedangkan tantangan lainnya adalah karakteristik anak pasca pandemik yang masih memerlukan motivasi dalam mengambil keputusan, memilih yang diinginkan serta kemandirian. Hal ini disebabkan karena pada saat pembelajaran dilakukan secara online/jarak jauh.

Tidak semua orangtua dapat mendampingi anak-anaknya karena bergantung kepada pengasuh atau bahkan dibiarkan mengikuti kelas online sendiri. Tantangan lainnya lebih kepada kendala teknis yang terjadi terkait perangkatperangkat yang digunakan, seperti alat perekam (camera, handycam, mic) saat shooting maupun kekurangan bahan, dan lain sebagainya. Namun semua kendala tersebut dapat diantisipasi melalui pengecekan dan ujicoba sebelum pelaksanaan pembelajaran.****

Leave a comment