Posts Tagged ‘#tanambenihlangsung’

IMG_7583Saat ini kita melihat tokoh inspirasi biasanya dari orang-orang terkemuka yang berhasil mengubah dunia. Namun, ternyata hari rabu ini saya mendapat inspirasi dari  sosok petani sederhana bernama Marjuni yang berhasil mempermudah pekerjaan menanam padi di sawah dengan hasil temuan yang keren tidak kalah inovatif dengan temuan universitas terkemuka.

Marjuni (44), adalah lelaki kelahiran Blitar yang bertransmigrasi ke daerah Tanah Bumbu Kalimantan Selatan. Belajar dari sekian lama menjadi petani, ayah tiga anak ini menciptakan alat bernama Tabela (Tanam Benih Langsung).

Ide Tabela ini dia rembuk bersama Karyani (47) temannya sesama petani di sawah. Sebelum membuat Tabela, dia mencari cara bagaimana supaya menanam padi bisa cepat dan praktis. Akhirnya terciptalah Tabela.

“Tabela memang dibuat untuk mempermudah pekerjaan petani dalam menanam padi. Ini adalah inovasi dari cara menanam padi dengan sistem tugal ataupun icir,” ujar lelaki berkumis ini.

Biaya Pembuatan Terjangkau

Penggunaan Tabela mirip dengan  memakai bajak, tetapi ditarik mundur. Agar benih yang baru ditanam tidak terinjak dan jarak tanam juga rapi. Ongkos biayanya kata Marjuni untuk menggunakan Tabela adalah sekitar Rp 700.000. Sedangkan jika menggunakan icir/tugal bisa mencapai Rp 4.000.000. Tentu ini sangat membantu para petani di lingkup petani Karangmulya dan petani lain di sekitarnya.

“Sesama petani kami saling berbagi pengetahuan, saya senang karena bisa menularkan cara meimbuat Tabela, sebagian lain ada di modifikasi saya juga tidak keberatan karena dibuat untuk membantu petani menekan ongkos produksi,” ujar Marjani.

Populer Namun Tidak Menuntut Hak Paten

Kini penggunaan Tabela semakin populer di kalangan Petani Tanah Bumbu terutama di Kusan Hulu dan Kusan Hilir. Selain membanggakan  dan bermanfaat, para petani pun semangat menanam padi, apalagi sekarang mulai musim penghujan.

Saat ini kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalimantan Selatan yang membina petani di Kasan Hulu coba memfasilitasi agar Tabela buatan Marjuni dipatenkan.

Lalu apa jawabannya? “Kalau saya pribadi, dipatenkan monggo (silahkan) enggak pun enggak apa-apa,” ucapnya. Marjuni berprinsip jika menjadi petani harus saling berbagi ilmu, rasa bangga justru muncul ketika petani lain menggunakannya.

“Mau bikin berapapun monggo, dengan begitu ilmu saya bisa diterapkan dan dikembangkan di mana-mana,” kata lelaki tamatan Sekolah Dasar (SD) yang juga pernah menjadi Juara I Inovasi Tepat Guna Tingkat Kabupaten Tanah Bumbu atas inovasi bahan bakar minyak dari limbah plastik pada tahun 2014.

Harian Kompas Edisi

Rabu 7 November, 2018

Koleksi Umum Perpustakaan Bung Karno

Pukul 11.28